Tren Kebaya di Indonesia
Di Indonesia, kebaya adalah pakaian tradisional wanita yang memiliki ciri khas sendiri di setiap daerah. Melansir Tradisi Kebaya, kebaya adalah pakaian tradisional yang kenakan sebagai atasan.
Umumnya, penggunaan kebaya dipadukan dengan kain-kain tradisional, seperti kain batik, tenun, songket, dan kain lainnya.
Jenis-jenis kebaya yang dikenal di nusantara saat ini beragam, mulai dari kebaya Jawa, kebaya Betawi, kebaya Bali, kebaya Sunda, dan lain sebagainya.
Bahkan di era kolonial, saat Indonesia berada di bawah pengaruh Belanda, kebaya digunakan oleh tiga budaya, yaitu orang Indonesia, orang Belanda, dan orang Tionghoa.
Hal ini juga yang memengaruhi desain kebaya yang dikenal di Indonesia semakin beragam. Sebagai contoh kebaya Kartini yang dipopulerkan oleh pahlawan wanita RA Kartini.
Ada juga kebaya bordir dan kebaya kutubaru yang populer dikalangan wanita Indonesia. Menurut Taylor dalam “Kostum dan Gender di Jawa Kolonial tahun 1800-1940” perubahan bentuk kebaya tradisional terjadi di tahun 1870-an.
Perubahan itu terjadi karena adanya pengaruh pakaian yang dikenakan perempuan Eropa dan kaum pendatang lainnya ke Indonesia. Salah satu desain kebaya yang merupakan adaptasi adalah kebaya encim.
Kebaya encim sendiri merupakan kebaya yang dikenakan oleh wanita-wanita Tionghoa di Indonesia.
Bentuk kebaya ini encim mirip seperti yang dikenakan orang-orang orang Eropa, namun disulam dengan kain berwarna menyala.
Setelah pengaruh kolonial di Indonesia berakhir, pakaian kebaya masih dikenakan oleh masyarakat, khususnya kalangan atas. Kebaya di Indonesia kini memiliki citra sebagai pakaian tradisional formal yang dikenakan menghadiri acara-acara besar tertentu.
Ini dibuktikan dengan banyaknya artis-artis papan atas hingga publik figur dalam negeri yang mengenakan kebaya dan tampil di layar kaca. Sebagai contoh, Marlia Hadi, Titien Sumarni, Dewi Sartika, dan Hartini Sukarno.
Saat ini tren penggunaan dikenakan saat pernikahan, wisuda, perayaan hari besar, hingga upacara adat maupun keagamaan di Indonesia.
Tren Kebaya di Singapura
Kebaya di Singapura dikenal dengan nama nyonya kebaya. Sesuai dengan namanya, pakaian ini bersifat feminim yang artinya dikenakan khusus untuk perempuan.
Melansir Singapore Infopedia, kebaya nyonya diasosiasikan dengan wanita yang berasal dari peranakan Tionghoa. Kebaya ini merupakan adaptasi dari baju panjang Melayu.
Kebaya nyonya di Singapura awalnya hanya berupa blus tembus pandang yang terbuat dari bahan voile, yaitu kain tenun polos dan ringan berbagai warna. Kebaya nyonya dibuat dengan cara ditenun, lalu corak atau motifnya disulam dengan tangan.
Motif-motif yang disematkan di kebaya nyonya beragam dan kebanyakan dipengaruhi budaya Melayu dan Tionghoa, seperti bunga, kupu-kupu, naga, hingga burung phoenix.
Di tahun 1970-an Singapura membangun pabrik-pabrik tekstil yang dapat memproduksi kebaya secara massal. Kain yang dikenakan untuk membuat kebaya juga semakin beragam mulai dari katun hingga satin.
Sejak 1968, Kebaya Singapura juga dijadikan ikon untuk satu-satunya maskapai penerbangan nasional kala itu, yaitu Singapore Airlines. Penggunaan seragam kebaya juga masih bertahan hingga saat ini.
Para pramugari maskapai Singapore Airlines mengenakan setelan kebaya dan secara langsung memperkenalkan pakaian tersebut kepada penumpang internasional.
Bahkan orang-orang di luar negeri menyebut wanita berkebaya kala itu sebagai "The Singapore Girl" atau Gadis Singapura.
Sama seperti perkembangan kebaya di Indonesia, pakaian kebaya di Singapura berkembang dengan bentuk dan warna yang lebih modern.
Banyak wanita Singapura yang mengenakan kebaya untuk acara-acara formal maupun perayaan hari tertentu. Selain itu, pakaian ini dikenakan juga untuk sebagai seragam karyawan di industri hospitality seperti resort dan perhotelan.
Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Otoritas Moneter Singapura (MAS) meluncurkan aturan baru bagi bank asing di negara itu. Poin terpenting, bank yang memiliki layanan penuh, termasuk layanan bagi nasabah ritel atau berstatus qualifying full bank (QFB), wajib berbadan hukum Singapura. QFB juga harus memiliki modal sekitar Rp 11,25 triliun (Harian KONTAN, 21 Juli 2012).
Ada tiga bank dari Indonesia yang beroperasi di Singapura, yakni Bank BNI, Bank Mandiri dan Bank Central Asia (BCA). Ketiganya belum berstatus QFB. Dus, beleid tersebut bakal menambah terjal jalan menuju QFB.
Abdullah Firman Wibowo, Manajer Internasional BNI, menjelaskan, bagi bank asing berstatus QFB, aturan ini menguntungkan. Bank bisa beroperasi penuh, bisa menambah 30 cabang dan menjual lebih banyak produk.
Namun di sisi lain ada pengetatan syarat. Selain harus menambah modal, bank berstatus QFB terkena aturan transfer laba ke negara asal. Mereka juga tak sembarangan mendapuk direksi. Calon direksi harus bekerja di Singapura minimal 5 tahun.
Di Singapura ada lima kriteria bank, yang tertinggi QFB. Di bawahnya full branch, limited purpose branch, representative office dan agency banking. "Kami tak bisa menambah cabang akibat aturan ini," kata Firman, Minggu (22/7).
Saat ini BNI memiliki dua kantor di Singapura, berstatus full branch dan remittance centre. BNI belum berencana menaikkan status menjadi QFB.
Pertimbangannya, pengawasan makin ketat dan pembagian keuntungan ke pusat tidak signifikan. "Tidak sesuai rencana kami," katanya.Firman mengakui, potensi dana pihak ketiga di Singapura sangat besar. Dari total 5 juta-6 juta penduduk, 200.000 - 300.000 adalah penduduk
Indonesia. Misalnya, ada 100.000 pekerja Indonesia memiliki pendapatan Rp 20 juta per bulan, ada potensi lebih dari Rp 2 triliun per bulan, belum termasuk dari transaksi lain, seperti remitansi.
Budi Gunadi Sadikin, Direktur Ritel dan Mikro Bank Mandiri, menilai ketentuan modal Rp 11,25 triliun terlalu berat. Bank asing yang baru berencana masuk ke Singapura, mustahil meraih laba dan return on asset secara normal.
Menurutnya, MAS mempersulit bank asing dan memproteksi bank lokal. Atas dasar itu, ia mengingatkan perlunya kesetaraan kebijakan MAS dengan Bank Indonesia (BI). Misalnya, bank milik asing yang ingin membuka 50 cabang, harus memiliki modal minimal Rp 50 triliun.
Budi berharap, BI tak mudah memberi izin akuisisi bank, penambahan cabang, jaringan ATM dan produk bank asal Singapura, sampai kondisi resiprokal setara. "Pembatasan itu berpengaruh bagi kami," kata Budi.
Dalam membatasi asing, BI seharusnya belajar dari MAS. Mereka cepat menyusun regulasi, berani bersikap dan cuek pada tekanan investor.
Singapura juga ingin menjadikan perbankan mereka tuan rumah di negeri sendiri. "Pemerintah ingin tiga bank lokal Singapura memiliki setengah deposito penduduk dan menjadi anchor bank yang kuat," kata Chairman MAS, Tharman Shanmugaratnam, di www.asiaone.com.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Reporter: Nina Dwiantika Editor: Asnil Amri
- Sejak dibuka dua bulan lalu, Marina Bay Sands telah menjadi daya tarik wisata baru bagi Singapura. Sekitar 600 ribu pengunjung telah datang, dan menginap di Marina Bay Sands hingga saat ini.
Dari seluruh pengunjung yang datang 30-40 persennya bertujuan untuk mengadu keberuntungannya di Kasino.
Dari awal, tujuan dibukanya Kasino di Marina Bay Sands adalah untuk menyasar para penjudi di Singapura, Malaysia juga Indonesia. Terbukti dari jumlah keanggotaan yang ada, 3 negara tersebutlah yang mendominasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Indonesia (penjudi) masuk tiga besar untuk keanggotaan kelas VIP. Di urutan pertama Singapura, kemudian Malaysia, dan disusul Indonesia," demikian ujar President and Chief Operating Officer Las Vegas Sand Corp, Michael Leven, dalam acara Grand Opening Marina Bay Sands beberapa waktu lalu.
Leven optimis jumlah itu akan terus bertambah mengingat letak geografis Singapura dan Indonesia tidak jauh. Dengan pesawat terbang, perjalanan dari Jakarta menuju Singapura hanya menghabiskan waktu 1 jam 40 menit.
Kasino yang berdiri di lahan 15 ribu meter persegi itu terdiri dari empat lantai. Sebanyak 600 meja permainan bisa dinikmati para pengunjung. Permainan judi klasik seperti blackjack dan roulette masih menjadi daya tarik. Namun Para pengunjung juga akan dimanjakan dengan mesin permainan yang lebih modern seperti roulette elektronik dan video poker.
Marina Bay Sands juga menawarkan hiburan yang lain selain kasino. Para pengunjung bisa berbelnja aneka barang branded di shopping atrium, atau bersantai di spa dan club mewah yang tersedia di sana.
Surabaya | Nusantara Jaya News – Trending topik yang dimana viral di sosial media dengan video beredar di aplikasi tiktok yang menampilkan aksi demo bertajuk “Aksi 411” pada tanggal 4 November 2024 kemarin.
Video beredar ini menemukan kejadian yang mana aksi tersebut ada bendera Singapura berkibar disamping bendera Indonesia ditengah aksi tersebut.
Kejadian ini, memicu berbagai reaksi warganet atau netizen indonesia yang mempertanyakan kehadiran bendera negara asing dalam aksi yang digelar di Negara Indonesia ini.
Dalam video tersebut, terlihat seorang orator berdiri di atas panggung, berbicara di depan massa yang berkumpul. Keberadaan bendera Singapura menimbulkan pertanyaan di kalangan warganet, yang menilai bahwa pengibaran bendera negara lain dalam aksi tersebut dapat merusak citra Indonesia di mata publik.
Beberapa warganet bahkan meminta pemerintah, khususnya Presiden, untuk segera mengusut siapa pihak yang bertanggung jawab di balik aksi tersebut. Hingga saat ini, belum ada klarifikasi dari pihak penyelenggara terkait alasan atau motif di balik pengibaran bendera Singapura pada acara tersebut. Belum diketahui pula apakah bendera tersebut berkaitan dengan pesan tertentu yang ingin disampaikan oleh penyelenggara aksi.
Aksi 411 ini sendiri merupakan bagian dari unjuk rasa yang menuntut berbagai isu nasional. Namun, insiden ini memperbesar perhatian publik terhadap aksi tersebut, terutama di media sosial seperti TikTok, di mana banyak pengguna yang mempertanyakan maksud dan tujuan dari penggunaan simbol negara asing.
Pihak berwenang diharapkan dapat segera memberikan penjelasan agar tidak muncul kesalahpahaman di masyarakat terkait kejadian ini.
tirto.id - Kebaya memang sudah lama dikenal sebagai pakaian tradisional nusantara. Namun, siapa sangka jika kebaya ternyata juga menjadi pakaian tradisional sejumlah negara lain di ASEAN, termasuk salah satunya Singapura.
Belakangan ini kebaya Singapura banyak dibicarakan oleh publik lantaran negara tersebut mendaftarkan kebaya sebagai warisan budaya takbenda UNESCO.Melansir dari The Straitstimes, Singapura mendaftarkan kebaya menjadi nominasi multinasional.
Oleh karena itu, negara tersebut juga membuka peluang bagi negara-negara lain yang ingin ikut serta mendaftarkan pakaian kebaya ke UNESCO sebagai warisan budayanya. Tiga negara lain yang ikut mendaftar, yaitu Brunei, Malaysia, dan Thailand.
Sayangnya, Indonesia tidak masuk di antara negara-negara yang mendaftarkan kebaya ke UNESCO bersama Singapura. Belakangan diketahui Indonesia akan mendaftarkan kebaya ke UNESCO secara mandiri.
Mengenal Asal Usul Tren Kebaya di Singapura dan Indonesia
Baik Singapura maupun Indonesia memiliki sejarah yang panjang dengan pakaian tradisional kebaya. Jika ditarik berdasarkan sejarah, asal usul tren kebaya diperkirakan sudah ada sejak abad ke-15.
Yvonne Tan dalam Malaysia Design Archive (2020) mengungkapkan bahwa kebaya merupakan sebagai peninggalan kerajaan terbesar di Nusantara saat itu, yaitu Kerajaan Majapahit.
Berdasarkan bukti sejarah, kerajaan ini menguasai hampir di seluruh wilayah Asia Tenggara, termasuk sebagian besar kepulauan di Indonesia, Singapura, bahkan Filipina.
Seiring berjalannya waktu, kebaya diadaptasi oleh wilayah-wilayah bekas Kerajaan Majapahit tersebut, termasuk Indonesia dan Singapura.