Malaikat Allah Tidak Pernah Berhenti Mengucapkan Kalimat

Malaikat Allah Tidak Pernah Berhenti Mengucapkan Kalimat

Menggunakan Kalimat Positif pada Anak

Setiap keluarga memang punya gaya pengasuhan (parenting) masing-masing. Namun, sebaiknya pola asuh yang diterapkan dapat membangun rasa saling menghormati dan menghargai, yang tercermin dalam kata-kata yang diucapkan pada satu sama lain.

Maka dari itu, coba, yuk, Bun, untuk mengganti kalimat-kalimat negatif menjadi lebih positif dengan beberapa cara di bawah ini:

Ajak Si Kecil untuk bercerita tentang kesehariannya, sehingga ia terbiasa mengekspresikan perasaannya. Misalnya, “Kata ibu guru, kamu tadi membuat gol di pertandingan sepak bola? Bunda mau dengar ceritanya, dong!” Dengan begitu ia akan percaya diri dan tahu bahwa dirinya berharga dan layak mendapatkan perhatian.

Dalam menasihati anak, janganlah ucapkan kalimat yang membuat dirinya pesimis. Contohnya, “Bunda sudah bilang berkali-kali jangan terlambat bangun, Nak! Kalau begini terus, kamu enggak bakal dapat ranking!”

Daripada mengucapkan seperti itu, akan lebih baik jika Bunda mengingatkan konsekuensi dari perbuatannya. Misalnya, “Perjalanan ke sekolah setengah jam, Nak. Jadi kalau kamu bangun jam segini, kamu harus bisa menjelaskan alasannya ke guru dan siap mendapat hukuman, ya.”

Setiap kali Si Kecil sedang emosi, baik itu marah, sedih, maupun sebal, lebih baik ajak ia untuk mengenali dan menerima emosi yang sedang ia rasakan. Dengan begitu, lama-kelamaan ia akan mampu mengutarakan perasaan dalam kata-kata yang bisa dimengerti orang lain.

Bunda dapat membantunya dengan mengucapkan kalimat seperti, “Kamu sedih, ya, nilai ujian kemarin tidak sesuai harapan? Tidak apa-apa. Nanti kita belajar lagi, ya.”

Bila sewaktu-waktu Si Kecil kesal hingga bersikap tidak baik, janganlah langsung memarahinya dengan emosi. Namun, balaslah dengan tenang seraya mengucapkan, “Bunda sedih saat kamu membanting pintu,” atau, “Daripada kamu membanting pintu, Bunda akan sangat senang jika kamu mau membicarakan masalahmu dengan Bunda.”

Melalui komunikasi yang tenang dan bersuasana positif, anak akan merasa diperhatikan dan Bunda bisa mendiskusikan apa yang sebaiknya dilakukan untuk mengelola emosinya dengan baik.

Daripada Bunda mengatakan, ‘Jangan ganggu Bunda!” saat sedang sibuk, akan lebih baik jika Bunda menolak permintaan Si Kecil dengan halus dan meminta bantuan kerabat atau asisten rumah tangga untuk menjaga Si Kecil sebentar.

Bila anak sudah cukup besar, Bunda dapat mengatakan kepadanya, “Bunda harus mengerjakan sesuatu secepatnya. Kamu bisa menggambar sebentar, ya. Kalau sudah selesai, kita pergi sama-sama.”

Meski terdengar sederhana, kata-kata memiliki kekuatan yang besar dalam mendidik anak. Kalimat yang orang tua ucapkan ke anak adalah benih dari sifat dan karakter anak itu sendiri. Kata-kata yang positif akan tumbuh menjadi sifat yang positif dan begitu pula sebaliknya.

Dengan mengenali beberapa kalimat yang perlu dihindari orang tua seperti yang telah dijelaskan di atas, diharapkan Bunda dan Ayah bisa menerapkan komunikasi yang ramah dan positif dengan anak.

Namun, dapat dipahami bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Orang tua bisa saja salah bicara walau tanpa ada niatan untuk menyakiti anaknya. Jika Bunda dan Ayah merasa pernah mengatakan sesuatu yang membuat anak sedih, marah, atau jadi menjauh dari kalian, jangan malu untuk meminta maaf.

Bila dampaknya memang sudah sangat parah dan membuat anak mengalami masalah emosional atau perilaku, Bunda dan Ayah bisa berkonsultasi ke psikolog yang khusus menangani masalah pada anak.

Unduh aplikasi Bintangpusnas Edu di Website, Play Store, dan App Store.

Masuk ke akun anda untuk pengalaman baca Anda yang menyenangkan.

Bintangpusnas Edu memungkinkan Anda membaca buku favorit saat bepergian.

10 Malaikat Allah20222:56

Lagu Anak Islami Terkini20224:21

© 2020 Wadank swara indonesia

℗ 2020 Wadank swara indonesia

© 2020 Wadank swara indonesia

℗ 2020 Wadank swara indonesia

Malaikat adalah makhluk yang diciptakan Allah SWT dari cahaya yang bersifat gaib. Malaikat merupakan salah satu dari beberapa jenis makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT dan memiliki tugas-tugas khusus dalam melaksanakan perintah-Nya. Dalam Islam, malaikat dianggap sebagai makhluk yang sangat mulia dan memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah SWT.

Malaikat merupakan makhluk yang sangat berbeda dengan manusia dan jin. Malaikat tidak memiliki kehendak bebas seperti manusia dan jin, sehingga mereka selalu taat pada perintah Allah SWT dan tidak pernah melakukan kesalahan. Malaikat juga tidak memiliki kemampuan untuk melakukan dosa, sehingga mereka selalu melakukan tugas-tugasnya dengan sempurna dan tanpa cacat.

Tugas utama malaikat adalah untuk melakukan perintah Allah SWT dan mengatur segala urusan di alam semesta. Malaikat juga menjadi perantara antara manusia dan Allah SWT, dengan membawa doa dan permohonan manusia kepada-Nya. Selain itu, malaikat juga bertugas sebagai pelayan-pelayan Allah SWT dalam menjaga alam semesta dan memberikan petunjuk kepada manusia.

Dalam Al-Quran, terdapat beberapa jenis malaikat yang disebutkan. Beberapa di antaranya adalah malaikat Jibril, malaikat Mikail, malaikat Israfil, dan malaikat Izrail. Malaikat Jibril bertugas untuk menyampaikan wahyu dan perintah Allah SWT kepada para nabi dan rasul. Malaikat Mikail bertugas untuk mengatur urusan rezeki dan kesejahteraan manusia. Malaikat Israfil bertugas untuk meniup sangkakala pada saat kiamat tiba, dan malaikat Izrail bertugas untuk memisahkan nyawa manusia dari jasadnya pada saat kematian.

Selain itu, terdapat pula malaikat-malaikat lain yang bertugas untuk melakukan tugas-tugas khusus dalam mengatur alam semesta. Beberapa di antaranya adalah malaikat penjaga neraka, malaikat penjaga surga, dan malaikat penjaga lautan.

Meskipun malaikat merupakan makhluk gaib yang tidak dapat dilihat oleh manusia, namun dalam beberapa kejadian tertentu malaikat dapat menampakkan diri dalam bentuk manusia. Hal ini terjadi pada beberapa nabi dan rasul, seperti pada Nabi Ibrahim dan Nabi Musa.

Dalam Islam, malaikat dianggap sebagai makhluk yang sangat mulia dan dihormati. Oleh karena itu, umat muslim diajarkan untuk selalu mengagungkan malaikat dan berdoa kepada Allah SWT dengan menyebut nama malaikat. Umat muslim juga diajarkan untuk selalu mengikuti perintah Allah SWT dan berusaha untuk meneladani sifat-sifat mulia yang dimiliki oleh malaikat, seperti kesucian, kejujuran, dan ketaatan kepada Allah SWT.

Dalam kesimpulannya, malaikat merupakan makhluk gaib yang sangat mulia dan memiliki tugas khusus dalam mengatur alam semesta

MENGENAL MALAIKAT-MALAIKAT ALLAH

oleh Admin | May 29, 2023 | Inspirasi

Malaikat yang dciptakan Allah Swt. dari cahaya ini hidup di suatu tempat yang berbeda dengan manusia, hewan, atau tumbuhan. Sejatinya, hanya Allah Swt. saja yang mengetahui di mana keberadaan malaikat. Berbeda dengan manusia dan jin yang memiliki hawa nafsu, malaikat telah disucikan Allah Swt. sehingga mereka terlepas dari perbuatan-perbuatan dosa. Maka, yang tersisa dari dalam diri malaikat hanyalah ketaatan serta kepatuhan terhadap segala perintah Allah Swt. Malaikat pun tidak pernah durhaka kepada-Nya.

Selain sifat taat dan patuhnya kepada Allah Swt., malaikat juga tidak berjenis kelamin. Maksudnya, malaikat bukanlah laki-laki atau perempuan. Tugas lain dari malaikat adalah bertasbih dan menyucikan nama Allah Swt. seumur hidupnya. Malaikat pun bisa berubah wujud sesuai dengan izin Allah Swt, dan gemar memohonkan ampunan kepada Allah Swt. bagi orang-orang yang istikomah dalam beriman serta bertakwa kepada Allah Swt.

Baca Juga: Bolehkah Menyalurkan Zakat ke Daerah Lain?

Tentunya sebagai muslim yang beriman, kita harus mempercayai malaikat-malaikat-Nya. Bahkan, iman kepada malaikat merupakan rukun iman yang kedua. Oleh karena itu, kita harus yakin dan percaya sepenuh hati bahwa malaikat itu benar-benar ada.

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami adalah Allah, kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka. Maka malaikat, akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (Q.S. Al-Fushilat: 30)

Sejak kecil kita sudah dikenalkan nama-nama malaikat. Yang harus kita ketahui, sebenarnya, malaikat itu banyak sekali jumlahnya. Hanya Allah Swt.-lah yang mengetahui secara pasti jumlah malaikat yang bertugas sesuai dengan kehendak-Nya. Hal itu sejalan dengan firman-Nya dalam surah Al-Muddatstsir ayat 31 berikut:

“Dan tidak mengetahui tentara Tuhanmu (malaikat) melainkan Dia sendiri (Allah).”

Yang pasti, ada 10 malaikat yang perlu kita ketahui nama dan tugas-tugasnya. 10 malaikat ini wajib kita ketahui dan tentunya wajib pula kita Imani.

Memiliki tugas utama untuk menyampaikan wahyu kepada para Nabi dan Rasul Allah Swt.

Tugas utamanya yakni membagikan rezeki kepada seluruh makhluk cipataan Allah Swt.

Tugasnya meniup terompet sangkakala saat kiamat nanti.

Tugasnya mencabut nyawa setiap makhluk yang diciptakan oleh Allah Swt.

Bertugas untuk memberi pertanyaan di alam kubur atas perbuatan manusia yang dilakukan selama hidup di dunia.

Baca Juga: 5 Hal yang Harus Diperhatikan dalam Akad Nikah

Memiliki tugas yang sama dengan malaikat munkar

Bertugas untuk mengawasi dan mencatat amal baik yang dilakukan oleh manusia ketika hidup di dunia.

Bertugas untuk mengawasi dan mencatat amal buruk yang dilakukan oleh manusia ketika hidup di dunia.

Tugasnya menjaga surga.

Tugasnya menjaga neraka.

Perasaan kamu tentang artikel ini ?

Kalimat yang diucapkan orang tua memiliki efek yang besar terhadap anak. Nah, jangan sampai perkataan yang tujuannya baik jadi malah berdampak negatif pada perasaan Si Kecil. Yuk, ketahui kalimat apa saja yang perlu dihindari orang tua.

Kalimat yang mungkin bagi orang tua terdengar biasa saja bisa jadi menyakitkan bagi anak. Oleh karena itu, para orang tua perlu memikirkan baik-baik dampak dari kata-kata yang disampaikan, terutama saat memarahi anak.

Jika anak sakit hati, bukan tidak mungkin dia menjadi anak yang tidak penurut dan menjauh dari orang tuanya. Selain itu, anak juga malah bisa menjadi pribadi sering merasa bersalah, kecewa terhadap dirinya, bahkan merasa dirinya tidak berharga.

Kisah Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW

Ibnu Hisyam dalam Sirah Nabawiyah menceritakan mengenai kisah Isra' Mi'raj yang bersandar pada Abdullah bin Mas'ud mengisahkan bahwa Rasulullah SAW yang pada saat itu didatangi oleh Buraq, binatang yang biasa ditunggangi oleh para nabi sebelumnya.

Lalu Rasulullah SAW dinaikkan ke punggungnya dan ia pun terbang bersama malaikat Jibril. Beliau bisa melihat berbagai tanda kebesaran Allah SWT di antara langit dan bumi hingga berakhir di Baitul Maqdis.

Ibnu Ishaq menerima kisah dari seseorang yang dapat dipercaya, dari Abu Sa'id al-Khudri, bahwa ia mengatakan mendengar Rasulullah SAW bersabda,

"Setelah menyelesaikan semua urusan di Baitul Maqdis, didatangkanlah kepadaku mi'raj (alat untuk naik). Belum pernah aku melihat sesuatu yang lebih indah daripada itu. Benda itulah yang terulur dan dilihat oleh mata orang yang sekarat.

Selanjutnya, Jibril membawaku naik hingga tiba di salah satu pintu langit yang bernama pintu Hafadzah. Di pintu itu ada malaikat bernama Ismail. Ia membawahi 12 belas ribu malaikat, dan masing masing dari 12 ribu itu membawahi 12 ribu malaikat lainnya."

Setelah itu, Rasulullah SAW melanjutkan, "Saat aku dibawa masuk ke pintu itu, malaikat tersebut bertanya, 'Siapa orang ini, Jibril?' Jibril menjawab, 'Muhammad.' Malaikat bertanya lagi, 'Apakah ia sudah diutus?' Jibril menjawab, 'Ya.' Lantas malaikat itu mendoakan kebaikan untukku dan berbicara kepadanya."

Ibnu Ishaq berkata bahwa seorang ulama yang mendapatkan cerita ini dari Rasulullah SAW menuturkan kepadanya bahwa beliau berkisah,

"Para malaikat menyambutku saat aku tiba di langit dunia. Semua malaikat menyambutku tertawa dan memberi kabar gembira, mengatakan perkataan-perkataan yang baik, dan mendoakan kebaikan bagiku.

Hingga bertemulah aku dengan satu malaikat yang mengatakan seperti yang dikatakan oleh malaikat-malaikat lain, dan mendoakanku seperti doa yang dipanjatkan oleh malaikat-malaikat lain.

Hanya saja malaikat ini tidak tertawa, dan aku tidak menerima kabar gembira darinya seperti yang kulihat pada malaikat lainnya.

Aku berkata kepada Jibril, 'Wahai Jibril, siapakah malaikat yang berkata-kata kepadaku seperti malaikat yang lain, tetapi tidak tertawa kepadaku, dan aku tidak menerima kabar gembira darinya seperti yang kuterima dari yang lain?'

Jibril menjawab, 'Seandainya ia pernah tertawa kepada orang sebelum atau sesudahmu, niscaya ia akan tertawa kepadamu. Namun ia tidak tertawa. Ini adalah malaikat penjaga neraka.'"

Dalam sebuah riwayat diceritakan ada malaikat yang pernah dipatahkan sayapnya oleh Allah SWT. Hal itu dikarenakan malaikat tersebut tidak menghormati Nabi Muhammad SAW.

Kisah ini diceritakan dalam Imam al-Ghazali dalam Kitab Mukasyafat al-Qulub dan dinukil oleh Dian Erwanto dalam buku Kita Harus Bershalawat.

Diceritakan, pada suatu hari Malaikat Jibril datang menemui Rasulullah SAW lalu ia bercerita: "Ya Rasulullah SAW, dulu aku telah melihat seorang malaikat di langit sedang berada di atas singgasananya, ia mempunyai kemuliaan yang dikelilingi 70 ribu malaikat lainnya yang berbaris untuk melayaninya, karena Allah SWT menciptakan ia menjadi seorang malaikat yang mulia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akan tetapi pernah pada suatu saat aku melihat dia seorang malaikat itu berada di Gunung Qaaf dengan sayapnya yang patah seraya menangis.

Ketika dia melihatku, maka dia berkata kepadaku, 'Wahai Malaikat Jibril, apakah engkau mau menolongku?' Aku (Malaikat Jibril) berbalik bertanya, 'Kesalahan apa yang engkau perbuat?'

Malaikat itu berkata, 'Ketika itu aku sedang berada di atas singgasana pada malam Isra Mi'raj, maka lewatlah di hadapanku yaitu Nabi Muhammad SAW, akan tetapi aku tidak berdiri untuk menyambutnya sehingga aku tidak menghormatinya, maka Allah menghukumku dengan ini (sayap yang patah) serta menempatkanku di sini seperti yang kau lihat.'

Malaikat Jibril berkata, 'Saat itu aku merendah diri di hadapan Allah mohon izin untuk memberinya pertolongan kepada malaikat tersebut, maka Allah berfirman, 'Wahai Jibril, katakanlahlah kepadanya agar membaca sholawat kepada Kekasih-Ku Muhammad SAW.'

Kemudian malaikat itu membaca sholawat kepadamu ya Rasulullah SAW, maka Allah SWT mengampuninya serta menumbuhkan kembali kedua sayapnya lalu menempatkannya lagi di atas singgasananya seperti semula.

Ragam Kalimat yang Perlu Dihindari Orang Tua

Bunda dan Ayah tidak sendiri. Hampir semua orang tua pasti pernah mengalami penyesalan karena tidak sengaja mengatakan hal yang mungkin menyakiti hati anak mereka. Agar ini tidak terulang lagi, pastikan kalian menghindari kalimat-kalimat di bawah ini:

Bunda mungkin pernah mengatakan kalimat ini pada Si Kecil saat sibuk mengerjakan urusan rumah tangga atau sedang beristirahat. Kalimat seperti ini tidak boleh dianggap biasa ya, Bun. Jika sering mendengarnya, Si Kecil bisa merasa Bunda tidak ingin dekat dengannya atau Bunda tidak menyayanginya.

Bila Bunda sering mengatakan ini pada anak, janji jangan diulangi lagi, ya! Kalimat seperti ini dapat melukai hati Si Kecil dan mengubah cara ia melihat dirinya sendiri. Akibatnya, bisa saja label negatif ini ia jadikan identitas baginya, sehingga ia benar-benar menjadi pemalu, cerewet, atau nakal.

Dengan menggunakan kalimat seperti ini, tanpa sadar Bunda ingin Si Kecil merasa bersalah agar ia mau berubah. Namun, tahukah Bunda kalau kalimat ini justru hanya akan memperburuk suasana serta hubungan dengan anak.

Bahkan, kalimat seperti ini bisa membuat anak menjadi mudah cemas, tidak percaya diri, dan rendah diri, karena dia menganggap dirinya bertanggung jawab atas perasaan orang lain.

Tingkah laku anak memang kadang tidak dapat dimengerti. Namun, menanyakan kalimat seperti ini tidak akan berdampak baik untuknya dan tidak akan membantu Bunda untuk memahaminya.

Perlakuan seperti ini malah dapat membuat Si Kecil malu, merasa bersalah, dan takut tidak diterima. Padahal, yang seharusnya Bunda lakukan adalah mencari masalah yang menyebabkan tingkah lakunya, bukannya membuat Si Kecil merasa bahwa ia sumber masalahnya.

Bunda, jangan melontarkan kalimat ini kepada anak. Membanding-bandingkan anak, apalagi dengan kakaknya, hanya akan membuat anak tidak percaya diri.

Selain itu, hubungan kakak beradik juga akan cenderung susah akur jika mereka sering dibanding-bandingkan. Oleh karena itu, Bunda harus pahami setiap kekurangan masing-masing anak, karena mereka memang tumbuh sesuai kecepatan dan kesiapannya masing-masing.